Di sini saya sedikit menjelaskan tentang TAGIHAN/PIUTANG dalam bahasa akutansi....semoga bisa membantu teman-teman sekalian...
TAGIHAN
/PIUTANG
Penjualan
barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan
dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa
sampai saat 1 diterimanya uang.
Dalam
tenggang waktu tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeli.
1.KLASIFIKASI
TAGIHAN:
Tagihan bisa timbul dari berbagai macam
sumber, tetapi jumlah terbesar biasanya timbul dari penjualan barang
atau jasa
Tagihan-tagihan
yang dimiliki perusahaan dapat di bagi
dalam dua kelompok yaitu:
1.
Tagihan-tagihan
yang tidak di dukung dengan janji tertulis di sebut (PIUTANG)
2.
Tagihan-tagihan
yang didukung dengan janji tertulis, disebut (PIUTANG WESEL)
Piutang diklasifikasikan lagi menjadi
beberapa judul sbb:
-
Piutang dagang
-
Piutang bukan dagang
-
Piutang penghasilan
PIUTANG
DAGANG: Menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan
barang-barang atau jasa-jasa yang di hasilkan perusahaan.
Dalam kegiatan perusahaan yang normal,
biasanya piutang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga
di kelompokkan dalam altiva lancar.
PIUTANG
BUKAN DAGANG: Merupakan piutang yang timbul bukan dari
penjualan barang2 atau jasa2 yang dihasilkan perusahaan. Piutang bukan dagang
akan dilaporkan dalam kelompok aktiva
lancar apabila akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau dalam siklus usaha yang normal. Apabila pelunasannya lebih dari satu tahun atau
melebihi siklus usaha yang normal akan dikelompokkan dalam aktiva lain-lain.
Yang
termasuk piutang bukan dagang antara lain:
1.
1.Persekot dalam kontrak
pembelian.
2.
Klaim terhadap perusahaa pengangkutan
untuk barang2 rusak atau hilang.
3.
Tagihan terhadap langganan untuk
pengembalian tempat barang (mis: botol, drum dll).
PIUTANG
PENGHASILAN: Merupakan penghasilan-penghasilan yang masih
akan diterima, biasanya piutang penghasilan akan diterima uangnya dalam jangka
waktu yang relatif pendek, sehingga dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.
Misalnya:
-
Piutang pendaptan bunga
-
Piutang pendapatan sewa.
2.PENILAIAN
PIUTANG
Dalam buku standar Akuntansi Keuangan
disebutkan:”Piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan jumlah yang tidak dapat
diterima”
Jumlah piutang yang diharapkan akan
ditagih, dihitung dengan mengurangkan jumlah yang di perkirakan akan tidak
dapat ditagih kepada jumlah piutang.
Karena neraca itu disusun setiap periode maka setiap akhir tahun perlu
di hitung jumlah kerugian dari piutang-piutang.
Kerugian piutang ini di bebankan pada
periode yang bersangkutan sehingga dapat dihubungkan antara kerugian dengan penjualan-penjualan yg
mengakibatkan timbulnya piutang tersebut.
Pencatatan kerugian piutang di kreditkan ke rekening “Cadangan Kerugian
Piutang” sehingga tidak diperlukan perubahan2 dalam buku pembantu piutang.
Apabila
jelas bahwa piutang tidak dapat ditagih maka rekening cadangan kerugian piutang
di DEBET dan piutangnya
dihapuskan,
Pada saat ini buku pembantu piutang baru di
Kredit. Penghapusan piutang baru dilakukan jika terdapat bukti2 yg jelas seperti:
debiturnya bangkrut, meninggal, dll.
CADANGAN KERUGIAN PIUTANG.
Dalam metode cadangan setiap akhir periode
dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang dibebankan ke periode yang
bersangkutan.
Ada
dua dasar yang dapat di pergunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang,
yaitu:
1.Jumlah
penjualan
Kerugian piutang
dihitung atas dasar jumlah penjualan dilakukan dengan cara mengalikan
prosentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Kerugian piutang
itu timbul karena adanya penjualan kredit, oleh karena itu sebaiknya kerugian
piutang juga dihitung dari penjualan kredit.
Tetapi karena
pemisahan jumlah penjualan menjadi penjualan tunai dan penjualan kredit
menimbulkan tambahan pekerjaan, maka untuk praktisnya prosentase kerugian
piutang bisa didasarkan pada jumlah penjualan periode bersangkutan
Taksiran kerugian
piutang ini di bebankan ke rekening Kerugian Piutang Dan kreditnya adalah
rekening Cadangan kerugian Piutang.
2.
Saldo Piutang
Perhitungan
kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan 3 cara
sbb:
a.
Untuk menghitung kerugian piutang, hasil
perhitungan tadi di
kurangi atau di
tambah dengan saldo rekening Cadangan kerugian piutang
Contoh:
Pada tanggal 31 desember 2011
rekening piutang menunjukkan saldo sebesar Rp.7.500.000, dan rekening cadangan
kerugian piutang menunjukkan saldo kredit sebesar Rp. 10.000,- prosentase
kerugian piutang di tetapkan sebesar 1% dari saldo piutang
Perhitungan:
Prosentase kerugian piutang 1% x Rp.
7.500.000=RP. 75.000
Saldo kredit rek.cadangan kerugian piutang = Rp. 10.000
Jumlah kerugian piutang = Rp.
65.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 des
2011
Kerugian piutang Rp.
65.000
Cadangan
Kerugian Piutang Rp.
65.000
Metode ini berusaha untuk menghubungkan
cadangan kerugian piutang dengan saldo piutang yang ada. Sehingga dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan
dapat ditagih yaitu sebesar Rp. 7.500.000 – Rp. 75.000 = Rp. 7.425.000,---
b.
Metode Analisa Umur Piutang
Dimana piutang
masing-masing langganan di bagi dalam dua kelompok, yaitu “Belum Menunggak dan Menunggak”
Piutang yang menunggak
dipisah-pisahkan dalam kelompok berdasar lam waktu menunggaknya. Selanjutnya
dari masing-masing jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu
tunggakan ditetapkan prosentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang
dengan cara ini mempertimbangkan saldo rekening cadangan kerugian piutang
merupakan jumlah kerugian piutang.
CONTOH:
Pada
tanggal 31 desember 2011 saldo rekening piutang PT. AKBA menunjukkan jumlah Rp.
7.500.000 yang dapat diperinci
berdasarkan umurnya nampak sbb (dalam ribuan rupiah)
Nama
|
Jumlah
|
Tidak
Menunggak
|
MENUNGGAK
|
|||||||
1-30 HARI
|
31-61 HARI
|
61-90 HARI
|
91-180
HARI
|
181-365 HARI
|
>1TH
|
|||||
Alex
|
270
|
250
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
Basri
|
500
|
500
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
indah
|
320
|
250
|
30
|
40
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
jay
|
1.410
|
1.300
|
-
|
110
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
muli
|
1.200
|
1.200
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
alaska
|
180
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
180
|
||
mulan
|
600
|
400
|
-
|
-
|
-
|
200
|
-
|
-
|
||
Mall
|
400
|
400
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
Ina
|
1.000
|
800
|
-
|
100
|
100
|
-
|
-
|
-
|
||
Tasrif
|
350
|
100
|
250
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
Mann
|
250
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-250
|
-
|
||
UD,SAR
|
320
|
200
|
-
|
-
|
-
|
120
|
-
|
-
|
||
TK.MAL
|
50
|
-
|
-
|
-
|
50
|
-
|
-
|
-
|
||
polik
|
650
|
600
|
50
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
Jumlah
|
7.500
|
6.000
|
350
|
250
|
150
|
320
|
250
|
180
|
||
Kelompok
Umur
|
Jumlah
|
Prosentase
kerugian piutang
|
Taksiran
kerugian piutang
|
Belum menunggak
|
6.000.000
|
0,50
|
30.000
|
Menunggak 1-30 hari
|
350.000
|
1.00
|
3.500
|
Menunggak 31-61hari
|
250.000
|
2.00
|
5.000
|
Menunggak 61-90hari
|
150.000
|
5.00
|
7.500
|
Menunggak 91-180hari
|
320.000
|
10.00
|
32.000
|
Menunggak 180-365 hari
|
250.000
|
30.00
|
75.000
|
Menunggak > 1 th
|
180.000
|
50.00
|
90.000
|
Jumlah
|
7.500.000
|
243.000
|
|
Jadi
kerugian piutang sebesar
Rp.
243.000 – Rp. 10.000 = Rp. 233.000,---
Jurnal
Kerugian piutang Rp.233.000
Cadangan
Kerugian piutang Rp. 233.000
METODE FIFO (FIRST IN FIRST OUT)
METODE LIFO
(LEST IN FIRST OUT)
METODE Rata-Rata
Title : Tagihan atau Piutang dalam Akutansi
Description : Di sini saya sedikit menjelaskan tentang TAGIHAN/PIUTANG dalam bahasa akutansi....semoga bisa membantu teman-teman sekalian... TAGI...
Description : Di sini saya sedikit menjelaskan tentang TAGIHAN/PIUTANG dalam bahasa akutansi....semoga bisa membantu teman-teman sekalian... TAGI...
0 Response to "Tagihan atau Piutang dalam Akutansi"
Post a Comment